Ritual Tolak Bala Berlangsung Tertib dan Khidmat

0 129

InhuaOnline, Singkawang – Kendati puncak perayaan Festival Cap Go Meh pada hari ke 15 di Kota Singkawang batal dilaksanakan, namun prosesi ritual Tolak Bala di hari ke 14
berlangsung sukses, tertib, lancar dan sangat meriah. Ratusan Tatung yang turun ke Jalan tetap terlaksana dengan aman, dengan protokol kesehatan 5 M, secara ketat.

Prosesi Tolak Bala yang dilaksanakan di hampir seluruh Vihara dan Kelenteng berlangsung seru dan seram, membuat hati menjadi deg deg gan. Juga meriah bukan alang kepalang.
Salah satu ritual Tolak Bala yang paling banyak mendapat perhatian adalah prosesi cuci jalan, di sepanjang Jalan P. Natuna, Kelurahan Pasiran, Singkawang Barat.

Prosesi ritual tolak bala dan cuci jalan diikuti para Tatung dan Datuk. Umat dan warga setempat dibuat takjub, sangat antusias mengikuti kegiatan ini, karena perayaan Cap Go Meh pada tahun lalu tidak dapat dilaksanakan.

Suksesnya pelaksanaan ritual Tolak Bala, membawakan berkah dan harapan pandemi akan berakhir. Selain melakukan ritual tolak bala oleh ratusan Tatung, masyarakat di Kota
Singkawang juga melakukan aktivitas bersih-bersih. Konon makna dibalik aktivitas bersih-bersih ini adalah untuk melindungi masyarakat dari bahaya sekaligus mendatangkan rezeki dan kemakmuran.

Dengan diizinkannya pelaksanaan Ritual Tolak Bala membuat para Tatung jadi sangat bersemangat. Mayoritas Tatung berupaya tampil optimal memperlihatkan atraksi kekebalan
tubuh yang mendebarkan. Luar biasa, ritual Tolak Bala yang dilakukan ratusan Tatung ini hanya ada di Kota Singkawang.

Atraksi Tatung jangan ditiru sembarangan, khususnya kepada mereka yang bukan Tatung.
Ritual tolak bala dan cuci jalan, adalah kegiatan yang diikuti peserta dan para Tatung yang beraksi sehari menjelang puncak perayaan Cap Go Meh. Secara bergantian, para Tatung mendatangi Kelenteng dan Vihara. Mereka memanjatkan doa. Setelah itu, para Tatung melakukan atraksi. Seperti memperlihatkan kekebalan terhadap senjata tajam.

Ritual tolak bala atau bersih kampung merupakan ritual wajib yang dilakukan para tatung dengan tujuan untuk menolak mara bahaya atau bencana. Para Tatung melakukan ritual bersih jalan di Kelenteng dan setiap ruas jalan, dengan tertib dan teratur, tidak menimbulkan kerumunan yang luas, sesuai anjuran dari Pemerintah.

Lokasi Khiuk Lan salah satu umat dikonfirmasi Harian InHua memaparkan, dirinya sangat bersyukur prosesi tolak bala atau cuci jalan dapat dilaksanakan tahun ini.

“Saya sengaja datang untuk melihat atraksi Tatung melakukan tolak bala. Saya datang karena ritual yang dilakukan para Tatung ini hanya dapat diihat setahun sekali. Meskipun sedikit kecewa karena tidak bisa melihat pawai lampion dan pawai Tatung yang dilaksanakan setiap tahun akibat pandemi Covid-19, tapi setidaknya saya terhibur. Kerinduan saya melihat Tatung memperlihatkan aksi kekebalan tubuh jadi terobati,” ujar Lo Khiuk Lan menyunggingkan senyum ceria.

Atraksi ritual Tolak Bala yang dijalankan para Tatung pada hari ke 14, selalu menjadi daya tarik tersendiri. Menariknya, ada seorang Tatung gadis cantik mendadak menjadi pusat
perhatian saat beraksi melaksanakan ritual Tolak Bala sebagai Tatung. Chang Fui Lie (16 tahun), Tatung cantik yang dinaungi Dewi Fung Lian Siau Hai itu, tidak hanya menarik untuk berfoto, tetapi menjadi liputan media massa cetak dan elektronik yang datang meliput langsung atraksi Tatung yang memiliki unsur unik, menarik, dan spektakuler.

Dalam atraksinya, Tatung Fung Lian Siau Hai lagi lagi mendapat perhatian dan diviralkan oleh warga yang melaksanakan ritual sembahyang di lokasi itu. Meski terlihat ekstrim, aksi Tatung selalu menarik perhatian. Pertunjukan ini menguji adrenalin dan keberanian bagi yang menyaksikannya.

Kota Singkawang yang mendapat julukan Seribu Kelenteng, memiliki potensi budaya dan tradisi yang kaya. Apalagi dalam pelaksanaan ritual Tolak Bala menjelang perayaan Cap Go Meh.

Tatung merupakan sebuah istilah yang terkenal di kota Singkawang. Istilah Tatung ini dipergunakan sebagai simbol pada orang yang kebal yang tubuhnya dirasuki Dewa-Dewi atau roh leluhur sesuai kepercayaan.( Rio Dharmawan).

 

 

Leave A Reply

Your email address will not be published.