Hal ini dilakukan untuk meningkatkan kapasitas dan kompetensi sumber daya manusia (SDM) di desa wisata sehingga dapat memberikan pengalaman wisata yang berkualitas dan berkelanjutan bagi wisatawan.
“Desa wisata memiliki kekuatan yang besar untuk membangun Indonesia sehingga mendorong terwujudnya kebangkitan ekonomi dengan terbukanya lapangan kerja,” kata dia dalam acara “Rapat Koordinasi dan Kick Off Pendampingan Desa Wisata” di Pullman Hotel, Jakarta, sebagaimana dalam keterangan pers, Kamis.
Dalam program ini, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif berkolaborasi dengan 16 komunitas dan 20 perguruan tinggi yang tersebar di berbagai daerah.
Berdasarkan hasil kunjungan ke-75 desa wisata selama tahun 2021, ia mengatakan telah mendengar pelbagai aspirasi masyarakat akan kebutuhan pendampingan dan peningkatan kapasitas SDM.
“Saya melihat kebutuhan masyarakat adalah peningkatan SDM, bukan hanya digitalisasi untuk bisa berjualan produk ekonomi kreatif, tapi bagaimana SDM ini bisa memberikan suatu pengalaman yang menarik dan kenangan terindah dalam kunjungan wisatawan ke desa wisata,” ujar Sandiaga.
Melalui pendampingan ini, para pengelola desa wisata diharapkan dapat memberikan pelayanan yang baik bagi wisatawan.
Ia menginginkan desa wisata dapat menyambut wisatawan sebagaimana para pelancong datang ke destinasi wisata unggulan, seperti penerapan protokol kesehatan berbasis CHSE (Cleanliness, Health, Safety, Environment Sustainability) yang terintegrasi ke aplikasi PeduliLindungi.
“Di tahun 2021, saat pariwisata mengalami banyak tantangan, kunjungan wisatawan desa wisata berdasarkan data yang kami terima, meningkat 30 persen. Oleh karena itu, harus kita gunakan momentum ini untuk kebangkitan kita bersama dan pemulihan ekonomi kita pascapandemi,” ungkapnya.
Deputi Bidang Sumber Daya dan Kelembagaan Kemenparekraf Wisnu Bawa Tarunajaya menerangkan, program pendampingan dijadwalkan berlangsung mulai 1 hingga 28 Februari 2022 mendatang.
Para pendamping yang mewakili komunitas desa wisata akan tinggal (live in) selama 2 minggu di desa wisata untuk memberikan pendampingan yang akan difokuskan pada tahapan pelatihan, supervisi, pemantauan, evaluasi, dan pelaporan.
“Jadi mereka akan melakukan pendampingan secara serentak di 87 desa wisata yang tersebar di 22 provinsi tanah air,” ucap Wisnu.
Dalam program ini, terdapat dua modul yang akan menjadi dasar pendampingan. Pertama, modul Sadar Wisata yang meliputi Sapta Pesona (penciptaan lingkungan dan suasana kondusif), Pelayanan Prima, dan CHSE.
Adapun yang kedua ialah modul Pengembangan Potensi Produk Pariwisata, meliputi penjelajahan (exploring), pengemasan (packaging) dan mempresentasikan (presentation) produk wisata unggulan di desa wisata.