Instagramable Wisata Vihara Avalokitesvara Pamekasan Ramah Wisatawan Saat Kunjungi Pulau Garam Madura
Ada empat kabupaten di Madura yakni Bangkalan, Sampang, Pamekasan dan Sumenep. Keempat kabupaten menawarkan pesona alam tersendiri. Tidak memakan waktu lama mengunjungi Madura dari ujung Kabupaten Bangkalan hingga Sumenep, kurang lebih hanya 4 jam dari Surabaya dengan melewati Jembatan Suramadu.
Kondisi Madura yang populer dengan julukan Pulau Garam cukup ramai, banyak kuliner yang ditawarkan selain wisata alam. Bila tidak ingin menempuh perjalanan darat, di Sumenep terdapat Bandar Udara Trunojoyo. Namun perjalanan darat tidak melelahkan sembari menikmati keindahan alam.
Bila di Sumenep menawarkan wisata sejarah keraton yang masih berdiri megah. Berbeda dengan Pamekasan menawarkan wisata yang tengah populeryakni Vihara Avalokitesvara. Letaknya berdekatan dengan Pantai Talang Siring, Desa Polagan, Kecamatan Galis, Kabupaten Pamekasan Berdiri di atas lahan seluas 3 hektar, Vihara Avalokitesvara sangat mempesona dengan bangunan berarsitektur khas Tiongkok berdominasi warna merah menawan.
Wisata Vihara Avalokitesvara banyak dikunjungi pelancong saat liburan tiba dan tentu saja tidak mengganggu umat yang sedang melaksanakan ibadah di sana. Berdasarkan catatan sejarah, Vihara Avalokitesvara didirikan pada abad 18, dinamakan Kelenteng Kwan Im Kiong karena didalamnya terdapat patung Kwan Im Po Sat atau Dewi Welas Asih Avalokitesvara setinggi 155 cm.
Bagi masyarakat Tionghoa, Vihara Avalokitesvara dianggap unik dengan legenda cerita lisan yang berlangsung turun temurun termasuk sisa peninggalan budaya jaman Majapahit. Konon diceritakan masa Majapahit, Keraton Jamburingin berencana membuat candi sebagai tempat ibadah. Majapahit selaku penguasa membantu membangun candi dengan mengirim beberapa arca. Semua arca dikirim melalui pelabuhan Talang berjarak 3 km dari Jamburingin.
Namun pengiriman gagal disebabkan angkutan rusak. Akhirnya penguasa Keraton Jamburingin memutuskan membangun candi di sekitar pelabuhanTalang. Arca tersebut sempat lenyap tertimbun tanah dan baru diketemukan padatahun 1800 an yang lantas dibangun vihara di tempat tersebut.
Keberadaan Vihara Avalokitesvara pun dianggap ramah wisatawan muslim, makanya jangan kaget di tengah komplek peribadatan umat Tridarma terdapat musholla dan pura. Hal itu menunjukkan rasa saling menghormati dan toleransi dalam Vihara Avalokitesvara. Musholla dibangun berukuran 4 x 4 meter dicat warna hijau tua dengan kubah mirip Masjid Demak dilengkapi pula dengan tempat berwudhlu, sajadah dan mukena. Jarak antara musholla dan vihara hanya 10 meter saja.
Para nitizen yang datang berkunjung berswafoto lantasmengunggahnya di media sosial baik Facebook maupun Instagram. Diantaranya @insine24 #potretmadura: Salah satu wujud rasa toleransi antar umat beragama di wilayahMadura, salah satu vihara yang ada di Kabupaten Pamekasan ini tetap kokohberdiri.
@sinafisaa #jejakmadura: Tak perlu sama untuk bersatu. Karena persatuan berawal dari perbedaan. @dedilorens #maduraholic#exploremadura: Berwarna, bukan tidak sama. Manusia diciptakan sama derajatnya tidak ada yang lebih rendah derajatnya hanya soal perbedaan keyakinan.
Yuyung abdi mengunggah fotonya dengan caption: Di wilayah mayoritas muslim, masih terdapat vihara. Salah satunya vihara besar dan tertua ada di Pulau Madura. Terletak di Kabupaten Pamekasan. Namanya Vihara Avalokitesvara. Tempat ini juga dikunjungi sebagai wisata. Tidak heran jika ibu-ibu muslimat maupun perempuan berjilbab foto di depan vihara ini. Di samping vihara ada musholla kecil disediakan untuk sholat. Berdekatan dengan Pantai Talang Siringgarah Timur menuju ke Sumenep sekitar 10 km. (AV)