Jakarta – Hasil riset lembaga Political Weather Station (PWS) menunjukkan bahwa publik menilai Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto sebagai pembantu Presiden Joko Widodo dengan kinerja terbaik pada Kabinet Indonesia Maju.

“Yang paling pertama, Menteri Pertahanan Prabowo unggul dengan 15,1 persen,” kata Direktur Riset PWS Mohammad Tidzi AM dalam pemaparan hasil surveinya yang diterima di Jakarta, Jumat.

Selanjutnya urutan kedua dalam jajak pendapat tersebut adalah Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno dengan hasil survei 14,5 persen diikuti Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dengan persentase 13,5.

Kemudian, Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan, Teknologi Nadiem Makarim dengan hasil survei pada angka 11,1 persen, Menteri BUMN Erick Thohir 7,8 persen, dan Menteri Sosial Tri Rismaharini 7,8 persen.

Posisi selanjutnya ditempati Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa dengan angka 5,6 persen, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi 4,5 persen, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimulyono 4,5 persen, Kepala Staf Presiden Moeldoko 4,3 persen, dan Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian 2,5 persen.

Selanjutnya Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud MD 2,1 persen, Menko Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto 1,5 persen, Menteri Pemuda dan Olahraga Zainudin Amali 1,4 persen, dan menteri-menteri lainnya sebanyak 3,8 persen.

Tidzi berpendapat seringnya kemunculan nama Prabowo sebagai menteri terbaik dalam berbagai hasil survei oleh sejumlah surveyor terjadi karena dirinya memiliki akar rumput yang kuat. Pangkalnya, responden ketika ditanyakan tentang hal ini langsung menjawabnya.

“Kebanyakan masyarakat kita di lapangan ketika disodorkan (pertanyaan siapa) menteri terbaik, (langsung menjawab) Prabowo,” ujarnya.

Menurut dia, hal itu terkait momentum pemilihan presiden yang lalu sehingga ada kekuatan tersendiri dan hal itu terbukti dalam hasil beberapa survei.

Secara umum survei lembaga riset PWS dilaksanakan di 34 provinsi se-Indonesia dengan melibatkan 1.421 responden yang merupakan WNI dan memiliki hak pilih selama 13-23 Januari 2022. Responden dipilih melalui teknik pencuplikan secara rambang berjenjang.

Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara tatap muka sesuai dengan pedoman kuesioner melalui aplikasi Google Form. Kemudian, uji kualitas riset melalui pengecekan via telepon dan ke lokasi kepada 20 persen dari total sampel. Adapun rerata simpangan (simpangan rata-rata) sekitar 2,6 persen dan tingkat kepercayaan sebesar 95 persen.