Menurut data Kemenperin, produksi SKT mengalami peningkatan 17,6 persen pada 2020 menjadi 55,96 miliar batang dibandingkan produksi tahun sebelumnya yakni 47,57 miliar batang.
SKT menjadi satu-satunya jenis rokok non-pabrikan yang mengalami peningkatan pada 2020, di mana produksi rokok jenis lainnya yakni Sigaret Kretek Mesin (SKM) mengalami penurunan produksi sebesar 15 persen menjadi 162,51 miliar batang pada 2020 dari 191,13 miliar batang pada 2019.
Kemudian, untuk produksi jenis Sigaret Putih Mesin (SPM) mengalami penurunan hingga 28,3 persen hingga akhir 2020 menjadi 8,20 miliar batang dari 11,5 miliar batang di tahun sebelumnya.
Kendati demikian, Rochim memaparkan bahwa kenaikan cukai yang diberlakukan saat situasi pandemi COVID-19 akan membuat kinerja Industri Hasil Tembakau (IHT) ikut terpengaruh.
Rochim memaparkan, kontribusi cukai hasil tembakau mengalami kenaikan pada 2019 menjadi Rp173,95 triliun dibandingkan pada 2015 yang angkanya Rp139,56 triliun.
Penerimaan cukai hasil tembakau mencapai Rp170,24 triliun atau turun 2,1 persen pada 2020. Adapun target penerimaan cukai hasil tembakau pada 2021 sebesar Rp173,78 triliun, atau naik 5,4 persen dibandingkan target pada 2020 yang sebesar Rp164,87 triliun.