InhuaOnline,Singkawang – Pemilihan Ako Amoi Hakka Kota Singkawang telah menyelesaikan tahap seleksi tahap pertama, tahap kedua, dan karantina di Rumah Dinas Walikota Singkawang.
Ako Amoi Hakka merupakan kaum muda Millenial yang memiliki potensi bakat
dan kemampuan, brain, beauty, behaviour yang diharapkan dapat melestarikan
adat dan budaya Hakka, serta turut memajukan segala potensi pariwista yanbg
ada di Kota Singkawang.
Para peserta Ako Amoi Hakka yang sebelumnya berjumlah 35 orang, setelah
menjalani tahap seleksi, akhirnya hanya menyisakan sebanyak 12 pasang Ako
dan Amoi Hakka untuk menjalani sesi Talent Show.
Pantauan Harian InHua, seluruh finalis Ako Amoi yang diseleksi terlihat sangat
antusias menjalani sesi unjuk bakat dan kemampuan yang dilangsungkan di
dalam Replika Pagoda Leifeng, Senin malam, 3 Februari 2020 sebagai syarat
untuk terpilih sebagai duta Budaya Hakka, pariwisata, duta sosial dan
lingkungan di tahun 2020.
Pada tahap ini, para peserta maju satu persatu untuk memperlihatkan segala
potensi dan kemampuan yang mereka miliki di hadapan Dewan Juri dan para
pengunjung yang telah membeli tiket masuk ke Replika Pagoda.
Walikota Singkawang Tjhai Chui Mie yang juga Ketua Perkumpulan Hakka
Indonesia Kota Singkawang memaparkan, pemilihan Ako Amoi Hakka
merupakan salah satu ajang ekspresi seni budaya Hakka untuk membentuk
generasi muda yang lebih kreatif, inovatif, mandiri, profesional, dan berakhlak
mulia.
Malam ini saya merasa sangat bangga dan bergembira melihat seluruh finalis
Ako Amoi Hakka dengan sangat antusias dan bersemangat menjalani sesi unjuk
kbakat dan kemampuan atau Talent Show yang dilaksanakan di dalam
bangunan Replika Pagoda Leifeng. Melalui ajang pemilihan ako dan Amoi Hakka
yang untuk ketiga kalinya ditahun 2020 ini, saya mengharapkan dapat menggali
segenap potensi yang dimiliki para finalis Ako Amoi, khususnya sejarah dan
budaya Hakka, pariwisata, dan segala hal yang berkaitan dengan orang Hakka.
Ako Amoi Hakka adalah generasi muda yang mempunyai peran penting dalam
memajukan pembangunan daerah.
Untuk itu, melalui ajang pemilihan Ako Amoi Hakka ini, bisa menjadi pioner dalam membentuk generasi muda agar lebih
mencintai budaya Hakka itu sendiri," ujar Tjhai Chui Mie menyampaikan pesan
dan arahannya kepada seluruh Finalis Ako Amoi Hakka.
Tjhai Chui Mie menambahkan, sebelum memasuki puncak grand final, yakni
penentuan juara, seluruh finalis Ako Amoi diwajibkan untuk menunjukan
bakatnya masing-masing, serta kemampuan publik speaking, adat istiadat dan
etika kesopanan orang Hakka, sehingga ketika nantinya menyandang sebagai
Duta Hakka, sudah mengetahui bagaimana cara yang baik untuk tampil di depan
publik.
Setelah menjadi finalis, para finalis Ako Amoi akan mendapatkan berbagai
materi, baik mengenai sejarah dan pariwisata yang ada di Kota Singkawang,
terutama pariwisata, budaya, sosial masyarakat, pemerintahan, protokoler,
bahaya narkoba, dan HIV/AIDS, sejarah organisasi Tionghoa dan
perkembangannya, sejarah dan kebudayaan Tionghoa maupun pelatihan-
pelatihan lain seperti pendalaman bahasa Hakka, termasuk etika moralitas. Hal
ini karena Ako Amoi Hakka terpilih akan menjalani masa bakti selama 2 tahun,
dan tanggung jawab sebagai duta dalam bidang pariwisata, sosial, dan tentunya
melestarikan dan mengembangkan kebudayaan Hakka, baik di Kota
Singkawang, Kalimantan Barat, dan Indonesia," ungkap Tjhai Chui Mie.
(RioDharmawan)